** Rontok yang tak bisa dijelaskan setelah perawatan panas? **
**Mengungkap perangkap tersembunyi dari pengelasan pemanasan kembali retak**
---
### **01 Definisi **
> Baja kekuatan tinggi tertentu dan paduan suhu tinggi yang mengandung elemen penguat presipitasi (misalnya, Al, Ti, Nb), seperti baja kekuatan tinggi paduan rendah, baja tahan panas peartitic,superlega yang diperkuat dengan presipitasi, dan beberapa baja tahan karat austenit, dapat mengembangkan retakan selama perawatan panas pasca-pengelasan (PWHT) atau layanan suhu tinggi, bahkan jika tidak ada retakan setelah pengelasan.Retakan ini disebut **Relief Cracking (SR Cracking) **Dalam teknik, retakan yang terbentuk selama PWHT atau layanan jangka panjang (misalnya, pada 500 ~ 600 ° C) secara kolektif disebut sebagai **Reheat Cracking**.
---
### **02 Fitur Utama dari Reheat Cracking**
> (1) Hanya terjadi pada bahan dengan elemen penguat presipitasi.
> (2) Menampilkan rentang sensitif suhu ** (misalnya, 500~700°C untuk baja paduan rendah; 700~900°C untuk baja stainless austenitic dan superalloy).
> (3) Retakan dimulai dan menyebar di sepanjang batas-batas berbutir kasar di zona yang terkena panas (HAZ) **, mengikuti jalur intergranular di dekat garis fusi.
> (4) Membutuhkan tegangan residual yang tinggi dan konsentrasi tegangan di daerah las.
---
### **03 Faktor Yang Mempengaruhi Reheat Cracking**
> (1) ** Elemen pembentuk karbida** (Cr, Mo, V, Ti, Nb) meningkatkan kerentanan.
> (2) Kecepatan pemanasan dan waktu tinggal dalam kisaran suhu sensitif.
> (3) **Ukuran butir kasar** di HAZ meningkatkan kecenderungan retak.
> (4) **Metode pengelasan**: Proses input panas yang tinggi (misalnya, pengelasan busur tenggelam) meningkatkan pembengkakan butir, meningkatkan risiko retak panas di baja sensitif butir.
---
### **04 Langkah-langkah Pencegahan**
> (1) Gunakan bahan las yang cocok dengan kekuatan rendah.
> (2) Menggunakan pemanasan sebelumnya atau pemanasan setelah untuk mengontrol tingkat pendinginan.
> (3) Hindari tinggal lama di kisaran suhu sensitif.
> (4) Mengurangi tekanan residual dan mengurangi konsentrasi stres.
> (5) Melakukan **pengolahan panas stabilisasi** untuk paduan tertentu (misalnya, Incoloy 800HT untuk suhu operasi ≥ 538°C).
> (6) Melakukan pengujian non-destructive (NDT) ** setelah pengolahan panas untuk bahan yang rentan.
---
### **05 Reheat Cracking-sensitive Materials**
> 15MnVR, 15MnNbR, 18MnMoNbR, 13MnMoNbR, 07MnCrMoVR, 07MnNiMoVDR, 17Cr1Mo1V, dan baja CF-62 Jepang.
> **Catatan**: Retakan pemanasan kembali berbahaya dan dapat menyebabkan kegagalan mendadak.
---
### **06 Mekanisme Reheat Cracking**
> Reheat cracking berasal dari "microcrack nucleation" di perbatasan biji-bijian karena geser preferensial selama relaksasi tegangan.
>
> **1. Teori Embrittlement Grain Boundary**
> Segregasi kotoran (misalnya, P, S) melemahkan batas butir.
>
> **2. Teori penguatan intragranular (Wedge Cracking)
> Terbakar precipitates (misalnya, Cr, V karbida) menghambat deformasi intragranular, memaksa relaksasi tegangan terjadi di batas biji-bijian.
>
Teori Patah Seram.
> Kerusakan merangkak yang terkumpul selama relaksasi stres mempercepat retakan intergranular.
---
### **07 Reheat Cracking Sensitivity Formula**
> Kerentanan terhadap panas kembali retak tergantung pada komposisi kimia dan tekanan residual.
>
> **△G = Cr + 3,3 Mo + 8,1 V + 10C 2**
>
> - **△G < 1,5**: Sensitivitas rendah
> - **1.5 < △G < 2**: Sensitivitas sedang
> - **△G > 2**: Sensitivitas tinggi
---
### **08 Analisis Ahli**
> **1.** Reheat cracking terjadi pada sendi las terikat selama PWHT atau layanan suhu tinggi.ini terikat dengan ** precipitates intragranular** yang memperkuat matriksMekanisme yang tepat tetap sebagian belum terpecahkan.
>
> **2.** Biji-bijian kasar, desain las yang buruk (misalnya, penyusutan yang berlebihan), dan teknik las yang agresif memperburuk retakan.
>
> **Dua Jenis Reheat Cracking**:
> 1) **Stres Relief Cracking (SR Cracking) **: Terjadi selama PWHT.
> 2) **Penghancuran Layanan Jangka Panjang**: Muncul selama operasi suhu tinggi.
>
> ** Karakteristik utama**:
> - Terbatas untuk bahan dengan elemen penguat presipitasi (Ti, Al).
> - Tergantung pada suhu, dengan rentang sensitivitas yang jelas.
> - Perkembangan intergranular di daerah HAZ berbutir kasar.
> - Membutuhkan tekanan residual dan konsentrasi stres.
---
Kontak Person: Ms. Coco
Tel: +86 13377773809